Jumat, 24 April 2015

TUGAS BAHASA INDONESIA METODE ILMIAH


1. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

2. Tujuan mempelajari Metode Ilmiah
Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
Untuk mengorganisasikan fakta
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.

 3. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.

 Sikap-sikap ilmiah meliputi:
Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.

 Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.

Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
Berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.

 Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.


Bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh, selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
Sikap tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

 4. Langkah Pelaksanaan Penulisan Ilmiah

Bentuk laporan penulisan PI, terdiri dari :

1. Bagian Awal

Bagian Awal ini terdiri dari:

1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel
8. Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya

2. Bagian Tengah.

1. Bab Pendahuluan
2. Bab Landasan Teori
3. Metode Penelitian
4. Bab Analisis Data dan Pembahasan
5. Bab Kesimpulan dan Saran
3. Bagian Akhir.

3.Bagian akhir terdiri dari:

            1. Daftar Pustaka
            2. Lampiran




Rabu, 01 April 2015

PENALARAN DEDUKTIF

Pada penalaran deduktif menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis. Ada 2 macam penalaran deduktif  menarik simpulan secara langsung dan menarik simpulan secara tidak langsung menarik Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis. sedangkan menarik secara tidak langsung merupakan kebalikan dari secara langsung dimana pada secara tidak langsung membutuhkan 2 buah premis sebagai datanya.

Menarik simpulan secara langsung :
Contohnya :
-Laptop adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
-DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi
kesimpulan —> semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

Menarik simpulan secara tidak langsung :
Penarikan ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus. Contoh : Silogisme Kategorial.  Silogisme Kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga posisi yaitu :
– Premis umum : premis mayor ( My )
– Premis khusus : premis minor ( Mn )
– Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )

Contohnya :
premis mayor (My) : Semua siswa SMA Bani Saleh lulus Ujian Nasional
premis minor (Mn) : Rani adalah siswa SMA Bani Saleh
kesimpulan (K)  : Rani lulus Ujian Nasional 
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

a. Silogisme
Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak langsung. Silogisme disebut juga cara berpikir atau menarik kesimpulan dari premis-premis umum dan khusus.
Kriteria silogisme sebagai barikut :
Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki hal-hal tertentu (=B) Permis KhusuS (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau bisa juga seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A) Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau bias juga seseorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)


Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :
 PU : A = B
 PK : C = A
 K : C = B
 A = semua anggota golongan tertentu
 B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A

PU : Semua Mahasiswa adalah lulusan SMA
PK : Nanni adalah mahasiswa
K    : Jadi, Nanni lulusan SLTA.

Jenis-jenis silogisme
1. silogisme katagorial
2. silogisme hipotetik
3. silogisme alternatif
4. entimen
5. silogisme disjungtif

Dari berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, yang pertama yaitu :

1.Silogisme katagorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).

Contoh :
-semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
-koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
-koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)

2.Silogisme hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

Contoh :
-Apabila lapar saya makan roti (mayor)
-Sekarang lapar (minor)
-Saya lapar makan roti (konklusi)

3.Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.

Contoh :
-Dimas tinggal di bogor atau surabaya
-Dimas tinggal di surabaya
-Jadi, dimas tidak tinggal di bogor

4.Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.

Contoh:
-Jodi berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
-Jodi telah berusaha keras dalam belajar, karena itu jodi layak mendapatkan peringkat satu.

5.Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.

Contoh :
-Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
-Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
-Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).

Sumber :

 Tidak sepenuhnya mengammbil dari blog di bawah ini :  

https://getnewidea.wordpress.com/2014/10/18/penalaran-deduktif-silogisme-kategorial-hipotesis-alternatif-dan-entimem/