MANAJEMEN PROYEK DAN MANAJEMEN RESIKO
BAB I PENGENALAN MANAJEMEN
PROYEK
Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek
Proyek adalah
rangkaian usaha dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan untuk
menghasilkan sebuah produk atau jasa unik tertentu , dilaksanakan oleh
manusia dengan memanfaatkan berbagai sumber daya melalui rangkaian
proses perencanaan, eksekusi dan kontrol.
Contoh Proyek :
- Membuat
desain baru kendaraan di zaman sekarang.
- Mengembangkan
produk baru
- Membangun
sebuah gedung atau fasilitas dalam sebuah lingkungan
- Membuat
perubahan dalam struktur organisasi.
a) Proyek memiliki
jangka waktu tertentu yang berarti bahwa rangkaian aktivitas tersebut memiliki
titik mulai dan titik selesai yang pasti (ditargetkan).
b) Bersifat unik yang
berarti bahwa tidak ada proyek yang menghasil kan produk atau jasa yang
identik.
Manajemen Proyek
yaitu penerapan pengetahuan, kompetensi, keahlian, peralatan, metodologi, dan
teknik didalam proses pengelolaan sebuah proyek sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dari proyek tersebut.
BAB II KONTEKS MANAJEMEN PROYEK
DAN TI
Manajemen merupakan proses
terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan
untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan, dan menjalankan
program-program, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan
dan berlangsung menerus seiring dehgan berjalannya waktu. Supaya proses
manajemen dapat berlangsung sangkil dan mangkus diperlukan sistem serta
struktur organisasi yang memadai dengan program yang berorientasi pada
tercapainya sasaran. Organisasi berfungsi sebagai wahana untuk menuangkan
konsep atau karya-karya manajerial dari individu-individu yang terlibat dalam
mengemban tanggung jawab manajemen. Manajemen dapat dipandang sebagai suatu
rangkaian beberapa tanggung jawab fungsional yang berhubungan erat satu sama lain
dan secara keseluruhan membentuk jaringan kerja yang teratur serta sistematis.
Jaringan kerja tersebut jangan sekali-kali ditafsirkan hanya sebagai gabungan
satuan-satuan atau tahapan kegiatan yang terpisah, tetapi keseluruhannya
merupakan suatu set atau kesatuan interaksi kegiatan-kegiatan. Untuk tujuan
analisis ataupun menguraikannya, tentunya dapat saja dicuplik fungsi tertentu
dari set, tetapi harus dengan selalu mengingat bahwa sesuatu kegiatan pada
fungsi tertentu mempunyai hubungan dan berdampak terhadap satu atau lebih
fungsi lainnya.
BAB III GRUP PROSES MANAJEMEN
PROYEK
Grup proses manajemen proyek
Dalam
sebuah manajemen proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan antara
yang satu dengan yang lainnya, dan tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu
grup proses Dalam manajemen proyek terdapat 5 grup proses yaitu :
· INISIASI :
yaitu dilakukannya
pendefinisian proyek
· PERENCANAAN PROYEK
:
yaitu
mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta merencanakan aktivitas
aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek itu sendiri dan
sesuai batasan yang telah disepakati.
· EKSEKUSI:
yaitu
mengintegrasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
proyek, dengan melaksanakan apa yang sudah direncanakan.
· KONTROL :
mengukur dan
memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya
penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
· Akhir melakukan
formalisasi hasil proyek berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari proyek.
Hubungan antara Grup proses dan area Knowledge
Knowledge
berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup
proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi
kelancaraan proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge
ialah memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi didalam grup
proses.
BAB IV PROJECT INTEGRATION
MANAGEMENT (MANAJEMEN INTEGRASI)
MANAJEMEN INTEGRASI PROYEK
Manajemen integrasi proyek mencakup proses-proses
dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mengindentifikasi, mendefinisikan,
menggabungkan, menyatukan, dan mengkoordinasikan berbagai macam proses dan
kegiatan di dalam proses manajemen proyek. Terutama berkaitan dengan
mengintegrasikan proses-proses yang ada di dalam kegiatan manajemen proyek yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek secara efektif.
Proses-proses utama dalam manajemen integrasi proyek:
· Membuat Project
Charter (Develop Project Charter)
Proses pembuatan sebuah dokumen yang secara formal
mengesahkan keberadaan sebuah proyek dan memberikan manajer proyek kewenangan
untuk menetapkan sumber daya organisasi yang akan digunakan dalam kegiatan
proyek.
· Membuat
Rencana Manajemen Proyek (Develop Project Management Plan)
Proses penetapan, persiapan, dan koordinasi semua
rencanasubsidiary dan mengintegrasikan rencana-rencana tersebut ke
dalam suatu rencana proyek yang komprehensif.
· Mengarahkan
dan Mengelola Pelaksanaan Pekerjaan Proyek (Direct and Manage Project Work)
Proses pengarahan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang sudah ditetapkan di dalam rencana manajemen proyek serta menerapkan
perubahan yang sudah disetujui untuk mencapai sasaran proyek.
· Memantau
dan Mengendalikan Pelaksanaan Pekerjaan Proyek (Monitor and Control Project
Work)
Proses pemonitoran, peninjauan, dan pelaporan
perkembangan dari proyek terhadap sasaran kinerja proyek seperti yang telah
ditetapkan dalam rencana manajemen proyek.
Melaksanakan
Pengontrolan Perubahan yang Terintegrasi (Perform Integrated Change Control)
· Proses
peninjauan semua usulan perubahan; menyetujui perubahan dan mengelola perubahan
ke dalam pelaksanaan, aset proses organisasi, dokumen proyek, dan rencana
manajemen proyek dan mengkomunikasikan disposisi hal-hal tersebut.
Penutupan Proyek (Close
Project or Phase)
Proses penyelesaian semua kegiatan-kegiatan di dalam
pelaksanaan manajemen proyek dimana proyek telah berakhir secara formal.
BAB V PROJECT SCOPE MANAGEMENT
(MANAJEMEN RUANG LINGKUP)
Project Scope
Management
Adalah suatu kegiatan untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan yang dilakukan
telah mencakupi semua requirement yang telah didefinisikan, dan tidak terdapat
kegiatan tambahan yang tidak berhubungan dengan requirement.
Scope pada
dasarnya dapat mengacu pada dua pengertian : Product
Scope dan Project Scope. Product Scope adalah fitur dan fungsi yang
merupakan karakteristik dari produk atau layanan yang dihasilkan, Sedangkan
Project Scope adalah Kegiatan yang dilakukan untuk menghasulkan produk atau
layanan
Proses Projeck Scope
Management
· Plan
Scope Management (Management perencanaan ruang lingkup), adalah kegiatan
untuk mendokumentasikan pendefinisian, proses validasi, dan pengontrolan
Proyek. Tujuannya adalah untuk memberikan arahan tentang cara scope pengelolaan
dalam proyek
· Mengumpulkan
Requirement, adalah kegiatan untuk mengumpulkan kebutuhan dari Stakeholder.
Pada tahap ini, input yang diperlukan diantaranya : Scope management plan,
requirement management plan, stakeholder management plan, Project Charter, dan
Stakeholder Register. Input ini kemudian diproses dengan beberapa cara seperti
interview,
analisis dokumen, dan membuat prototype. Output yang diperoleh pada tahap ini
adalah requirement documentation dan requirement traceability
matrix.
· Mendefinisikan
Scope (ruang lingkup). Pada tahap ini, dilakukan pemilihan requirement
berdasarkan requirement yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya. Pada
tahap ini, dibuat deskripsi lengkap tentang proyek dan produk, atau layanan
· Membuat
WBS (Work Breakdown Structure). Pada tahap ini, dilakukan pemecahan
pekerjaan agar lebih mudah dilakukan.
· Memvalidasi
Scope. Proses validasi ini dilakukan berdasarkan Control Quality yang
ditinjau oleh Customer atau Sponsor.
· Mengontol
Scope, adalah proses untuk memantau status dari suatu proyek dan scope
produk serta mengelola perubahan pada scope
BAB VI PROJECT TIME MANAGEMENT
(MANAJEMEN WAKTU)
Proses Manajemen Waktu Proyek
Definisi Aktivitas merupakan identifikasi aktivitas khusus yang harus
dilakukan oleh anggota tim proyek dan stakeholder untuk menghasilkan
deliverables. Aktivitas atau tugas adl elemen pekerjaan yg biasanya ditemukan
pd proyek yang membutuhkan durasi, biaya, dan sumberdaya
Jadwal proyek menjadi dokumen mendasar yg mengawali proyek. Project charter
mencakup tanggal mulai dan berakhirnya proyek, juga mengenai informasi
anggaran. Pernyataan lingkup dan Work Breakdown Structure(WBS) membantu
bagaimana proyek akan dilaksanakan.
Definisi aktivitas mencakup pengembangan WBS yang lebih rinci dan penjelasan yg
mendukung pengertian tentang bagaimana pekerjaan akan dilakukan, sehingga dapat
dibuat estimasi biaya dan durasi pekerjaan yangg realistis.
1. Daftar
Aktivitas dan Atributnya
Daftar aktivitas adalah tabulasi aktivitas yang
akan dimasukkan ke jadwal proyek. Daftar ini harus mencakup:
• Nama
aktivitas
• Nomor
atau identitas aktivitas
•
Deskripsi singkat ttg aktivitas
Atribut aktivitas menyediakan informasi yang
lebih banyak tentang setiap aktivitas, misalnya tentang aktivitas sebelumnya,
aktivitas sesudahnya, relasi logis, kebutuhan sumberdaya, hambatan- hambatan,
tanggal final, dan asumsi-asumsi terkait aktivitas
2. Milestone
Milestone adalah kejadian penting yang biasanya
tdk mempunyai durasi. Seringkali dibutuhkan bbrp aktivitas dan byk pekerjaan
untuk menyelesaikan sebuah milestone. Milestone merupakan tool yang sangat
berguna untuk membuat tujuan jadwal dan memantau perkembangan (progress).
Misalnya:
•
Penyelesaian penandatanganan dokumen-dokumen penting oleh customer
•
Penyelesaian produk-produk spesifik
Pengurutan Aktivitas merupakan identifikasi dan dokumentasi keterkaitan antar
aktivitas proyek. Mencakup peninjauan kembali aktivitas-aktivitas yang harus
dikerjakan dan menentukan ketergantungannya satu dengan yang lain.
Ketergantungan atau hubungan antar aktivitas terkait dengan pengurutan
aktivitas atau tugas-tugas proyek. Harus ditentukan ketergantungan antar
aktivitas untuk kepentingan critical path analysis.
Tipe Ketergantungan
•
Ketergantungan mandatori: sejalan dengan sifat pekerjaan yang akan dilakukan
dalam proyek atau sering disebut juga hard logic.
•
Ketergantungan diskresionari: ditentukan oleh tim proyek atau sering disebut
soft logicdan harus digunakan dengan hati-hati karena kemungkinan akan
membatasi pilihan penjadwalan yang sesudahnya.
•
Ketergantungan eksternal: mencakup hubungan antara aktivitas proyek dan
aktivitas non proyek
BAB VII PROJECT COST MANAGEMENT
(MANAJEMEN BIAYA)
Pengertian Cost dan Project
Cost Management
Cost atau Biaya adalah semua
sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk
mendapat sesuatu sebagai gantinya.Biaya pada umumnya diukur dalam satuan
keuangan seperti dollar, rupiah, dsb
Project Cost Manajemen atau
Manajemen Biaya Proyek adalah proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa
proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati.
Proses Project Cost Management
Terdapat 3 proses dalam
biaya manajemen proyek yaitu:
• Cost estimating
Cost estimating melibatkan
pengembangan suatu perkiraan atau estimasi biaya dari resource yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu proyek. Project manager harus menentukan estimasi
biaya dengan teliti jika ingin menylesaikan proyek dengan batasan biaya yang
ada. Salah satu hasil penting dari project cost management adalah suatu cost
estimate. Secara normal project manajer mempersiapkan beberapa tipe dari cost
estimate untuk banyak proyek. Ada tiga tipe cost estimating, yaitu : Rough
order magnitude (ROM) estimate, Budgetary estimate, dan Definitive estimate.
Cost management plan adalah suatu dokumen yang menggambarkan bagaimana organisasi
akan mengatur perbedaan biaya dalam proyek.
• Cost budgeting
Cost budgeting melibatkan
pengalokasian estimasi biaya untuk pekerjaan perorangan dalam setiap waktu.
Pekerjaan tersebut didasari pada WBS proyek yang dikerjakan. Tujuan utama dari
cost budgeting adalah untuk menghasilkan suatu cost baseline untuk memastikan
performa proyek dan kebutuhan proyek. Suatu cost baseline adlah suatu tahapan
waktu dari budget yang digunakan oleh project manager untuk memastikan dan
memantau penggunaan biaya. Cost budgeting juga menyediakan informasi untuk
pembiayaan kebutuhan.
• Cost control
Project cost control termasuk
memantau penggunaan biaya, dan memastikan hanya perubahan proyek yang sesuai
yang dimasukkan dalam suatu cost baseline yang telah ditinjau kembali dan
menginformasikan stakeholder mengenai perubahan proyek yang disahkan yang akan
mempengaruhi biaya. Cost baseline, performace report, perubahan yang
diinginkan, dan pembiayaan kebutuhan proyek merupakan input untuk proses cost
control
BAB VIII PROJECT QUALITY
MANAJEMENT (MANAJEMEN KUALITAS)
Pengertian Kualitas
The International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan kualitas sebagai “gelar untuk satu set karakteristik yang memenuhi persyaratan” (ISO9000: 2000). Ahli lain mendefinisikan kualitas berdasarkan:
• Conformance to requirements : proses proyek dan produk memenuhi spesifikasi tertulis.
• Fitness for use : suatu produk dapat digunakan seperti yang dimaksudkan.
Proses Quality Management
Project Quality Management adalah proses yang dilakukan, untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines. Merupakan semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kabijakan kualitas, tujuan dan tanggung jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati.
Quality Planning, Quality Assurance, Quality Control
The International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan kualitas sebagai “gelar untuk satu set karakteristik yang memenuhi persyaratan” (ISO9000: 2000). Ahli lain mendefinisikan kualitas berdasarkan:
• Conformance to requirements : proses proyek dan produk memenuhi spesifikasi tertulis.
• Fitness for use : suatu produk dapat digunakan seperti yang dimaksudkan.
Proses Quality Management
Project Quality Management adalah proses yang dilakukan, untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines. Merupakan semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kabijakan kualitas, tujuan dan tanggung jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati.
Quality Planning, Quality Assurance, Quality Control
Quality Planning:
• Berarti kemampuan untuk mengantisipasi situasi dan menyiapkan tindakan untuk membawa hasil yang diinginkan.
• Penting untuk mencegah cacat dengan:
• Memilih bahan yang tepat.
• Pelatihan dan mengindoktrinasi orang-orang dalam kualitas.
• Perencanaan proses yang menjamin hasil yang sesuai.
Quality Assurance:
• Jaminan kualitas mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan memenuhi standar kualitas yang relevan untuk sebuah proyek.
• Tujuan lain dari jaminan kualitas adalah peningkatan mutu berkelanjutan.
• Benchmarking menghasilkan ide untuk perbaikan kualitas dengan membandingkan praktek proyek tertentu atau karakteristik produk kepada mereka dari proyek-proyek lain atau produk di dalam atau di luar organisasi.
• Quality audit adalah tinjauan terstruktur kegiatan manajemen mutu spesifik yang membantu mengidentifikasi pelajaran yang dapat meningkatkan kinerja pada proyek-proyek yang sedang atau akan.
Quality Control:
• Acceptance decisions.
• Rework.
• Process adjustments.
Analisi Pareto dan Contoh Diagram
Analisis Pareto adalah teknik statistik dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk pemilihan sejumlah tugas yang menghasilkan efek keseluruhan yang signifikan. Ia menggunakan Prinsip Pareto (juga dikenal sebagai aturan 80/20) gagasan bahwa dengan melakukan 20% dari pekerjaan Anda dapat menghasilkan 80% dari manfaat melakukan seluruh pekerjaan. Atau dalam hal peningkatan kualitas, mayoritas besar masalah (80%) diproduksi oleh beberapa penyebab utama (20%). Hal ini juga dikenal sebagai beberapa penting dan banyak sepele.
Commonly Used Quality Factors
• Tangibles / Bukti langsung
Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan yang tidak memperhatikan fasilitas fisiknya akan menumbuhkan kebingungan atau bahkan merusak image perusahaan.
• Reliability / Keandalan
Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.
• Responsiveness / Ketanggapan
Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat.
• Assurance / Jaminan
Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan.
• Emphaty / Empati
Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.
BAB IX PROJECT HUMAN RESOURCE
MANAJEMEN (MANAJEMEN SUMBER DAYA)
Pengertian &
Pentingnya Project Human Resource Management
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM,
adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu
konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata
menjadi sumber daya bisnis. Manajemen sumber daya manusia juga dapat
didefinisikan sebagai suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Menurut A.F. Stoner
manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang
bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang
yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat
organisasi memerlukannya.
Cara mempengaruhi yang dapat
membantu dan memperburuk proyek
• Proyek lebih mungkin untuk berhasil
ketika manajer proyek mempengaruhi orang menggunakan : Keahlian dan tantangan
pekerjaan.
• Proyek lebih mungkin untuk gagal ketika
manajer proyek terlalu bergantung pada : Kewenangan,Uang, dan Hukuman.
BAB X PROJECT COMMUNICATION
MANAJEMENT (MANAJEMEN KOMUNIKASI)
Pengertian manajemen
komunikasi
Menurut Kaye (1994), kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas
dari adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia
nyata. Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani
antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi
menghadapai keterbatasan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya.
Sementara para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis
atau ilmu komunikasi. Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan berbagai
sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Parag Diwan (1999)). Manajemen
komunikasi adalah proses pengelolaan sumber daya komunikasi yang ditujukan
untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang terjadi dalam
berbagai konteks komunikasi. (Antar Venus).
Kajian majemen
komunikasi
Mempelajari perspektif, paradigma, teori, model, metodologi penelitian, dan
konsep-konsep komunikasi serta aspek-aspek manajerial untuk kepentingan
pengelolaan sumber daya komunikasi dalam berbagai bentuk dan konteks dalam
mewujudkan efektivitas komunikasi. Konsep manajemen dalam perspektif ilmu
komunikasi pada hakikatnya dipahami sebagai proses memengaruhi orang lain.
Selain itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita
bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang
sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita
pelajari dan kita kembangkan.
Komunikasi dalam
manajemen
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan
kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi.
Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan,
ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki
kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is
Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
BAB XI PROJECT RISK MANAGEMENT
(MANAJEMEN RESIKO)
Pengertian Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumberdaya.
Derajat Resiko
Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko. Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /pengelolaan sumberdaya.
Derajat Resiko
Derajat risiko (degree of risk) adalah ukuran risiko lebih besar atau risiko lebih kecil. Jika suatu risiko diartikan sebagai ketidakpastian, maka risiko terbesar akan terjadi bila terdapat dua kemungkinan hasil yang masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi.
Klasifikasi Risiko:
• Risiko yang dapat diukur dan risiko yang tidak dapat diukur.
• Risiko financial dan risiko non financial.
• Risiko statis dan risiko dinamis.
• Risiko fundamental dan risiko khusus.
• Risiko murni dan risiko spekulatif.
Risiko Dalam Manajemen Risiko Klasifikasikan
• Risiko Operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem.
• Risiko Hazard factor – factor yang mempengaruhi akibat akibat yang ditimbulkan dari suatu peristiwa. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan kerugian.
• Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman.
• Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan.
Penanganan Resiko
Setelah dilakukan selanjutnya ditentukan apakah resiko tersebut dapat diterima (acceptable risk) atau tidak. Apabila resiko tidak dapat diterima (non acceptable risk), perusahaan harus menetapkan tindak lanjut perbaikan sampai resiko terendah dengan prinsip hirarki pengendalian sbb:
• Eliminasi.
• Subtitusi.
• Engineering.
• Administrasi.
• Alat Pelindung Diri.
sumber :
http://anggrainiis21.blogspot.co.id/
http://ardisetyoprabowo.blogspot.co.id/
http://pucicahya.blogspot.co.id
http://adityarahmadi123.blogspot.co.id/
http://paradoxsyt.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar